>>>> >>>> >>>> >>>> >>>> >>>> >>>> >>>> >>>> >>>> >>>> >>>> CITRATV: Krembung Melek Teknologi
Please use the above to Facebook Mini update your Facebook status

Wednesday, August 5, 2009

Krembung Melek Teknologi

klipping jawapos kec krembung

Ungkapan Think Globally, Act Locally pas buat Camat Krembung, Sidoarjo, Muhammad Bahrul Amig. Di bawah kepemimpinannya, warga di situ melek teknologi. Selain punya radio dan TV lokal, semua desa bisa menikmati free hotspot area untuk internet.

SEKELOMPOK orang duduk di tepi sawah. Ada anak sekolah, ada perangkat desa. Masing-masing asyik dengan laptopnya. Pemandangan serupa tampak di ladang tebu, ladang jagung, atau di bawah pohon kersen di tepi jalan di desa-desa di Kecamatan Krembung, Sidoarjo.

illustrai jp

LAPTOP: Warga desa di Kecamatan Krembung, Sidoarjo, bisa nge-net di sawah berkat free hotspot yang diprakarsai Bahrul Amig (foto kiri). Camat Bahrul Amig nge-net di kebun jagung.

Sejak Juni tahun lalu, Kecamatan Krembung memang getol membuka mata desa-desa di wilayahnya untuk melongok cakrawala dunia. Yakni, dengan memasang fasilitas free hotspot area di tiap balai desa.

Dengan fasilitas tersebut, warga desa bisa mengakses internet secara gratis. ”Semen tara ini radius hotspot-nya masih sekitar 200 meter dari balai desa,” kata Camat Krembung Muhammad Bahrul Amig.

Di desa, radius sejauh itu sudah meliputi hampir semua gedung sekolah, mulai SD sampai SMA. Karena itu, di sawah pun, warga desa bisa online. ”Sekarang banyak warga yang sudah punya laptop,” ungkap camat 39 tahun tersebut.

Tidak sedikit warga yang rela membeli laptop bekas dengan cara kredit. ”Banyak warga yang meminta tolong carikan laptop agar bisa menikmati fasilitas wifi (wireless fidelity, Red.),” kata Amig. Kantor kecamatan yang tidak jauh dari persawahan dan sekolah itu juga tidak pernah sepi orang ngenet.

Amig juga terus memantau perkembangan perangkat desanya lewat online. Maaf Pak Camat, saya Khozin, ketua BPD Ploso. Ini sedang coba kirim e-mail. Terima kasih desa kami sudah dapat fasilitas internet gratis. Itulah salah satu e-mail yang masuk ke alamat Amig awal bulan lalu. Camat termuda di Sidoarjo tersebut membalas e-mail perangkat desa berusia 55 tahun itu dari mobilnya. ”Syukurlah, upaya ini bisa menggugah kepedulian perangkat desa untuk melek teknologi,” ujarnya

Gunakan Rumah Dinas untuk Studio

Kecamatan Krembung tak memerlukan biaya besar untuk membangun hotspot internet. Mereka memanfaatkan fasilitas Speedy Office Unlimited dari PT Telkom. Yusqi Fuadi, teknisi yang kebetulan adik sepupu Amig, memasang splitting (alat pembagi wifi), modem ADSL, dan access point(AP) pada tiang pemancar di kantor kecamatan.

Dia dibantu Sujarwo, pedagang soto yang hobi elektro dan internet. ”Dia (Sujarwo, Red) nggak mau dibayar. Sukarela membantu. Lumayan untuk ngirit biaya,” kata Yusqi.

Salah satu line telepon di kantor kecamatan digunakan untuk berlangganan Speedy Office Unlimited. Awalnya, yang free hotspot hanya kantor kecamatan. ”Tapi, dengan alat-alat itu, free hotspot bisa saya pancarkan ke 19 desa,” jelasnya.

Tentu tidak semua benar-benar gratis. Sebab, desa-desa perlu menyediakan radio wifi untuk menerima pancaran dari kantor kecamatan. Tiap desa mengeluarkan dana sekitar Rp 2,5 juta untuk alat-alat tersebut, termasuk biaya pemasangan.

”Sebelum pasang, saya sosialisasi ke kepala-kepala desa. Ternyata, mereka semua langsung mau,” kata Amig yang empat hari lalu pindah tugas sebagai camat Krian.

Padahal, warga Desa Prasung, Buduran, itu mengaku sempat ragu menjadikan Krembung melek teknologi. Karena itu, dia sudah memikirkan cara pembiayaan dan siapa yang membayar abonemennya.

Setelah dijelaskan bahwa biaya berlangganan internet ditanggung kecamatan, para Kades minta cepat-cepat dipasang. Pria yang pernah mengenyam pendidikan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) itu menjelaskan, biaya abonemen wifi dibebankan pada keuangan kecamatan, diambilkan dari dana kebutuhan lain-lain.

Selama sekitar 30 hari, kecamatan cukup mengeluarkan Rp 750 ribu. ”Hanya kecamatan yang bayar, warga dan administrasi desa dibebaskan dari pem bayaran abonemen,” ungkap bapak tiga anak tersebut.

Tak lebih dari seminggu, semua desa di Kecamatan Krembung sudah terpasang radio penerima wifi. Dalam sehari, Yusqi yang dibantu tukang panjat bernama Huda serta dua pegawai kecamatan, Sanjaya dan Abdul Wahib, mampu memasang di empat desa. Lokasi terjauh adalah di Desa Tambakrejo, sekitar 7 kilometer dari kantor kecamatan.

Setiap selesai pasang, langsung diuji coba. Mereka blusukan ke ladang tebu di belakang balai desa sambil membuka internet untuk mengukur radius hotspot. Hasilnya, free hotspot itu berfungsi baik.

Pekerjaan berikutnya adalah mengembangkan budaya internet yang sehat bagi warga desa. Yang sedang disiapkan sekarang adalah pelatihan dan lomba desain web-site untuk remaja. Dia yakin seluruh desa punya anak-anak muda yang kreatif karena menempuh pendidikan di luar Krembung. ”Tinggal memoles sedikit saja, semua pasti bisa,” tegas Amig.

Rencana lain yang segera diwujudkan adalah kolam pancing di Desa Tanjekwagir. Untuk meningkatkan perekonomian desa dan kreativitas pemuda, kolam pancing itu akan diberi fasilitas internet gratis juga. ”Disana sudah ada pasar desa yang ramai karena berbatasan dengan Mojokerto,” tutur suami Bila Rukmi Indarti itu.

Untuk menyosialisasikan program pemerintah, Kecamatan Krembung membuka website www.kecamatankrembung.info. ”Isinya ya seputar informasi umum dan kegiatan di Krembung,” jelas penyandang gelar magister manajemen dari Universitas Jember tersebut.

Sebelum melangkah ke desa-desa, Amig memang mempersiapkan kecamatan untuk melangkah di depan. Sebelum internet, Kecamatan Krembung sudah punya radio dan televisi kecil-kecilan. ”Kalau ada kegiatan, misalnya dengan Pak Bupati, kami bisa menyiarkan secara live. Misalnya, sosialisasi pemilu dan pilpres lalu,” papar penga suh Delta Band itu.

Citra TV nama televisi local Krembung tersebut memanfaatkan ruang keluarga dan dapur rumah dinas camat sebagai studio. Hanya, tayangan yang bisa ditangkap melalui saluran 21UHF tersebut masih dalam taraf percobaan. ”Kami masih men-setup dan melengkapi kebutuhan serta merapatkan program-programnya dulu,” jelas Abdul Wahib, staf kecamatan yang mengoordinasi Citra TV dan Citra FM, radio Krembung.

Selain untuk studio TV, rumah dinas berukuran 11 x 8 meter tersebut digunakan sebagai studio Radio Citra FM yang menempati dua kamar tidur. Citra FM yang mengudara sejak 26 September 2006 itu dipancarkan melalui gelombang 92,95 FM. Siaran setiap hari mulai pukul 05.00 sampai pukul 02.00. ”Penyiar dan pekerjanya dari warga sekitar sini saja,” tutur Wahib.

Mereka adalah Ning Sari, Lukmanul Hakim, Wadi Harsono,dan Andi Purwanto. ”Senang dan bangga bisa jadi penyiar di sini,” ujar Mas Andra, nama Andi Purwanto di radio.

Dia mengaku belajar menjadi penyiar secara otodidak. Sebelum bergabung Citra FM, dia sibuk mengurus tebu di sawah. ”Kalau lagi panen tebu, ya saya kerja jadi petani tebu,” ungkapnya.

Kini, warga Krembung sudah demam internet. Tak terkecuali perangkat desa yang sudah sepuh. Salah satunya, Kades Tanjekwagir Masbuchin. Pria 56 tahun itu sekarang mengaku tidak langsung pulang, meski jam kerjanya sudah berakhir. Ketika memulai buka internet dulu, dia selalu mencatat detail cara-caranya. ”Habis ini begini, terus begini. Saya tulis semua,” katanya.

Hampir tiap hari dia menyempatkan diri buka internet. ”Kalau sudah sepi, saya sama Pak Carik (Anto Akhsan) buka-buka komputer,” katanya. Buka situs apa? ”Kulo nggih isin se kalau cerita,” jawabnya lantas terkekeh. Ahh…Pak Kades. (*/cfu) NUNGKI KARTIKASARI

Download Jawa Pos Edisi 29 Juli 2009 Versi PDF

No comments:

Post a Comment

Design by : CITRA TV