Gunakan Kartu Kredit Palsu di TP III
SURABAYA- Seorang warga Malaysia bernama Yet Yew Foo, 45, dirungkus Polsek Tegalsari kemarin. Dia mencoba membobol salah satu konter perlengkapan olahraga di Tunjungan Plaza (TP) III lantai 5 dengan kartu kredit palsu.
Polisi menduga, pria yang di paspor beralamat di Grouping Area 312000 Chemoor, Perak, Malaysia, itu anggota sindikat pembobol kartu kredit
internasional. "Terus terang kami sedikit kesulitan memeriksanya,'' kata Kapolsek Tegalsari AKP Totok Sumariyanto. ''Dia ngaku nggak bisa bahasa Melayu dan Inggris. Bahasanya Tionghoa," sambungnya.
Mengenakan rompi oranye bertuliskan Tahanan Polsek Tegalsari, Yet hanya diam menunduk sambil terus menutupi wajahnya di sudut ruangan Kapolsek .
Karena hanya bisa bahasa Tionghoa, mantan Kanit Idik III Satnarkoba Polwiltabes Surabaya itu menggunakan jasa penerjemah untuk mengorek keterangan Yet.
Yet Yew, tutur Totok, tertangkap saat belanja pakaian di konter perlengkapan olahraga. Dia memborong puluhan potong kaus oblong dan beberapa jenis pakaian dalam pria. "Semuanya habis Rp 9,1 juta," katanya.
Pria bermata sipit itu membvayar dengan kartu kredit Aspire atas nama Tomy Wong. Transaksi itu berhasil. Tapi, karena ada aturan yang mengharuskan mengkonfirmasi segala bentuk transaksi kartu kredit ke pihak bank, ulah Yet Yew terbongkar. "Toko mengkonfirmasi ke BCA Jakarta dan BCA Jakarta meneruskan ke Citibank Filipina yang mengeluarkan kartu tersebut. Ternyata pihak sana (Citibank, Red) menyatakan (kartu) itu palsu," papar Totok. Pemilik asli kartu tersebut bernama Serli Selin, warga Filipina.
Pihak toko langsung menggerakkan seluruh petugas keamanannya untuk memburu Yet Yew. Tak sampai sepuluh menit, Yet ditangkap, masih berada di toko tersebut. "Dia sudah tahu kalau ketahuan. Makanya langsung menyembunyikan kartu kredit yang lain saat banyak petugas mencarinya," kata Totok.
Polisi yang menangani kasus itu menggeledah seluruh bawaan Yet. Hanya ditemukan dua kartu kredit dari sakunya, Aspire dan kartu debet dari bank Malaysia. "Tapi, kami yakin tidak hanya itu. Makanya kami terus obok-obok dia," katanya.
Ternyata benar, polisi menemukan dompet menyelip di tumpukan kaus-kaus di toko tersebut. Dompet itu berisi tujuh kartu kredit lain dan paspor milik Yet Yew.
Antara lain, kartu kredit keluaran Standart Chartered dan Tokyo Mitsubishi Card. Keduanya atas nama Nakada Kouji. Sedangkan yang lain, Life Card, Japanese Postal Saving, tercantum nama Makot Akoi. Sisanya Saison atas nama Jinji Abe, Capital One dengan nama Nada Kouji dan Aspire atas nama Tommy Wong.
"Ini semuanya palsu," tegas Totok sambil menunjukkan kartu-kartu itu. Selain terkendala bahasa, kata Totok, Yet Yew sangat tidak kooperatif. "Sampai sekarang dia belum mengaku dimana tinggal di Surabaya," katanya.
Dari paspornya diketahui, Yet Yew datang ke Indonesia pada 8 Agustus melalui bandara Soekarno Hatta, kemudian menuju ke Surabaya pada 28 Agustus. Dilihat paspornya Yet kerap mengunjungi beberapa negara semisal Singapura, Thailand, Filipina, Taiwan, dan Belgia.
Totok yakin Yet tidak sendiri melakukan kejahatan itu. "Dia pasti anggota sindikat internasional. Makanya sekarang kami masih mengembangkan, siapa tahu teman-temannya masih ada di Surabaya," katanya.
Saat dirilis kemarin, dengan terbata-bata Yet ingin berkomunikasi dengan wartawan. Menggunakan bahasa "Tarzan" dia meminta agar berita penangkapannya itu tidak sampai ke Malaysia
ALANG ALANG KUMITIR
kampus Wongalus
sabdalangit's web
kecamatan krian
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment